Monthly Archives: Januari 2023

Esensi Kekuatan Dalam Islam

Standar

I.          Pendahuluan

Kata “kuat” dalam bahasa Arab berasal dari kata qawiya-yaqwa-quwwah. Di dalam al Mu’jam al Washit disebutkan, bahwa orang yang memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu itu disebut “qawiyyun”. Dan “al quwwah” atau kuat adalah lawan kata dari “adh dho’fu” yaitu lemah. (Majma’ Al-Lughoh Al’Arobiyyah, 2011, h. 797)

Salah satu definisi yang semakna dengan definisi “kuat” disebutkan juga di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بالصُّرَعَةِ؛ إِنَّمَا الشَدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.

Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika sedang marah. (HR. Bukhari no. 6114, h. 901)

Read the rest of this entry

Kafaah Dalam Pernikahan

Standar

I.          Pendahuluan

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

(QS. Ar Rum: 21)

Allah subhanahu wata’ala menjadikan manusia berpasang-pasangan. Untuk orang yang akal pemikirannya sesuai fitrah, maka tentu akan condong untuk berpasangan, menjalin kasih, dann  membina rumah tangga dengan lawan jenisnya.

Read the rest of this entry

Hukum seputar jual beli emas

Standar

I.          Pendahuluan

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila..” (Q.S. Al Baqarah: 275)

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa keadaan demikian akan terjadi pada hari Kiamat, dan ini terjadi pada orang yang memakan riba saat bangkit dari kuburnya. (1998, h. 436)

Ayat ini merupakan ancaman bagi orang yang memakan riba. Lantas, apa itu riba?

Riba secara bahasa berarti al fadhl atau az ziyaadah (lebih atau tambah). (Majma’ Al Lughoh al Arobiyyah, 2011, h. 238)

Read the rest of this entry

Idza Fujaiyyah

Standar

I.          Pendahuluan

Sebagaimana telah diketahui bahwasannya dalam bahasa Arab terdapat tiga kata utama yang menyusun kalimat, yaitu isim, fi’il dan harf. Pada esia ini in syaa Allah akan dibahas satu kata yang memiliki dua fungsi yaitu kata idzaa (إذا), akan tetapi akan lebih dijabarkan salah satunya.

Idza sendiri terdiri dari dua macam. Yang pertama adalah idza zharfiyyah. Sedangkan yang kedua adalah idza fujjaiyyah. Idza zharfiyyah masih dibagi lagi, menjadi idza zharfiyyah syarthiyyah dan ghoiru syarthiyyah. (Al-Khotib, 1991, h. 32)

Jika dilihat dari segi makna bahasa, idza zharfiyyah dan idza fujjaiyyah ini merupakan satu kata yang sama  akan tetapi makna berbeda. Zharf biasanya terkait dengan waktu dan tempat, dan fujjaiyyah artinya suatu yang mendadak atau ketiba-tibaan.

II.        Fungsi, Contoh-contoh dan I’rab Idza Al Fujjaiyyah

Read the rest of this entry

Fa-ul Jawab

Standar

I.          Pendahuluan

Huruf hijaiyyah terdiri dari 29 huruf. Beberapa huruf hijaiyyah memiliki fungsi walau hanya satu huruf. Seperti huruf ba, ta, sin, fa, kaf, lam, wa, dan hamzah. Ada yang berfungsi sebagai harful jar, ada yang berfungsi sebagai harful qasam, ada yang berfungsi sebagai harful ‘athaf, harful istifham, dan lainnya.

Dalam esai ini, akan dibahas salah satu huruf yang telah disebutkan di atas. Yaitu huruf fa.

Huruf  fa sendiri merupakan huruf yang datang dengan berbagai macam fungsi. Fungsi pertama yaitu sebagai huruf ‘athaf, yang kedua sebagai huruf istifnaf, yang ketiga sebagai huruf yang mengikat jawab syarth, yang keempat merupakan harf sababy, yang kelima sebagai harf ta’lil, yang keenam hanya sebagai huruf tambahan untuk memperindah suatu pembicaraan, dan yang terakhir adalah berfungsi sebagai kata perintah. (Al-Khotib, 1991, h. 303)

Salah satu fungsi fa yang akan dirincikan dalam esai ini adalah fa yang berfungsi sebagai huruf yang mengikat jawab syarth.

Read the rest of this entry